Sampel Tanah Bulan Menguak Rahasia Asteroid Pembunuh Dinosaurus

                     Sampel Tanah Bulan Menguak Rahasia Asteroid Pembunuh Dinosaurus                Sampel Tanah Bulan Menguak Rahasia Asteroid Pembunuh Dinosaurus

Ahli memperkirakan sisa asteroid raksasa usai membentur Bulan jutaan tahun lalu menerjang Bumi engat memusnahkan sebagian berisi spesies dinosaurus. Peristiwa ini semakin bening setelah para ahli meneliti sampel tanah Bulan bahwa terkontemporer.

Para ilmuwan dari Pusat Sains bersama Teknologi Antariksa Universitas Curtin (SSTC) antara Australia mengungkap dampak agam senyampang prasejarah Bumi yang telah terisolasi.

Dikutip Space, kedalam penelitian ahli menjelaskan serangan asteroid ini disertai serangkaian hantaman lumat dalam Bulan, akan permukaanya dipenuhi lebih atas 9 ribu kawah.

Penelitian ini dapat membantu para astronom lebih memahami dinamika tata surya bersama membantu menghitung kemungkinan Bumi kesanggupan hancur karena tumbukan batu luar angkasa.

Tim peneliti memperdengan hasil perkiraan anyar usai mempelajari manik-manik kaca mikroskopis yang ada di sampel tanah Bulan yang dikembalikan ke Bumi dengan misi bulan Chang'e-5 China ala 2020.

Manik-manik kaca mungil ini diciptakan panas dan tekanan hebat akan dihasilkan serangan meteor. Itu berarti para peneliti dapat merekonstruksi garis waktu pemboman Bulan bersama menilai usia manik-manik.

Tim peneliti SSTC menemukan batas tumbuh beserta frekuensi tumbukan asteroid dekat Bulan tercermin serangan batu ruang angkasa dekat Bumi, yang berarti garis batas tumbuh tentang ini yang dibuat tim doang dapat memberikan wawasan tentang evolusi planet kita.

"Kami menggabungkan berbagai teknik analitik mikroskopis, pemodelan numerik dan survei geologi untuk menentukan bagaimana manik-manik kaca mikroskopis dari Bulan ini terbentuk dan kapan," kata penulis utama studi Alexander Nemchin.

Alexander yang agak seorang profesor hadapan SSTC mengatakan usia beberapa manik-manik kaca hadapan bulan menunjukkan diciptakan sekitar 66 juta tahun lalu, ini kira-kira jauh didalam periode ketika asteroid menghantam Bumi dan membunuh dinosaurus.

Saat itu, asteroid adapun dinamakan Chicxulub menghantam Bumi dekat daerah adapun kini memerankan Teluk Meksiko, dekat Semenanjung Yucatan Meksiko.

Dampak atas tumbukan menyebabkan kepunahan spesies dinosaurus Cretaceous-Paleogene, akan cukup akhirnya membunuh tiga perempat atas semua keberjiwaan antara Bumi, termasuk dinosaurus nonavian.

Chicxulub mendapat ukuran lebar 10 kilometer, menghantam Bumi memakai ketangkasan sekitar 19,3 kilometer per detik selanjutnya meninggalkan kawah tumbukan berukuran 150 kilometer selanjutnya kepaling dalaman 19 kilometer.

Selain menghasilkan gelombang kejut ketika tumbukan, hantaman asteroid menyebabkan serangkaian efek tak terduga yang mengubah hidup, terbersetuju menyemburkan awan debu tebal semaka menutup sinar Matahari.

Penelitian baru daripada SSTC menunjukkan batu ruang angkasa pembunuh dinosaurus ini mungkin telah bergabung lewat asteroid lain yang lebih sendat yang lagi menghantam Bumi. Hal ini terungkap lewat mempelajari sejarah dampak asteroid di Bulan.

"Studi ini juga menemukan bahwa peristiwa dampak agam di Bumi, seperti kawah Chicxulub 66 juta tahun yang dahulu, bisa disertai memakai sejumlah dampak yang lebih padi," kata Nemchin.

Dia mengatakan distribusi frekuensi usia dampak dempet Bulan dapat memberi informasi berharga tentang dampak cukup Bumi atau tata surya bagian kedalam.

Tim peneliti sekarang bertujuan membandingkan data adapun dikumpulkan ketimbang sampel tanah bulan adapun dibawa Chang'e-5 dengan sampel tanah lainya ketimbang bagian kawah dekat bulan.

Dikutip Science Advances, analisis ini dapat mengmenyingkap peristiwa dampak lain hadapan bulan selanjutnya dalam akhirnya dapat membantu mengmenyingkap tanda-tanda dampak asteroid hadapan Bumi, yang mungkin memengaruhi keberjiwaan.